Sebelum saya membahas tentang Metode Pembuktian dalam Matematika, Saya akan memperkenalkan diri. Saya
Paisal Vieri Eka Tama Simbolon murid kelas 11 di Sekolah Menengah Atas Negeri 63
Jakarta. Dan
saya suka perubahan. Cukup tentang saya bisa follow instagram saya jika anda
mau tentunya @paisalts_.
Ada 3 Poin yang akan kita bahas hari ini, antara lain:
Pembuktian Langsung
Pembuktian Tidak Langsung
Induksi
Langsung ajaaaa
Pembuktian Langsung
Pembuktian langsung adalah metode pembuktian yang menggunakan alur maju. Mulai dari pendefinisian sampai menghasilkan kesimpulan. Gampangnyasih, “kalau A maka B dan kalau B maka C” hehe.Nah, untuk menggunakan alur maju, maka pernyataan-pernyataan sebelumnya harus benar.Contohnya adalah
Jumlah dari dua bilangan genap adalah bilangan genap
Definisi
Suatu bilangan bulat n disebut bilangan GENAP jika
terdapat suatu bilangan bulat k, sehingga
n = 2k. Contoh
"6 adalah genap, sebab terdapat 3 sehingga
6 = 2(3)" "-4 adalah genap, sebab terdapat (-2) sehingga
-4 = 2(3)"
Definisi
Suatu bilangan bulat n disebut bilangan GANJIL jika
terdapat suatu bilangan bulat k, sehingga
n = 2k + 1.
Contoh
3 adalah ganjil, sebab terdapat 1 sehingga
3 = 2(1) + 1"
"-3 adalah ganjil, sebab terdapat (-2) sehingga
-3 = 2(-2) + 1"
Contoh Soal :
Contoh Soal 1
Jika diketahui n adalah ganjil, maka buktikan bahwa n
2
adalah ganjil.
Jawab
:
Diketahui n adalah ganjil, artinya terdapat suatu bilangan
bulat k sehingga n = 2k + 1.
Akan ditunjukkan bahwa n
2 ganjil.
n
2 = (2k + 1)2
= 4k
2 + 4k + 1
= 2(2k
2 + 2k) +1.
Perhatikan bahwa n
2 = 2(2k
2 + 2k) +1.
Karena k adalah bilangan bulat, maka (2k
2 + 2k) juga pasti
bilangan bulat, sehingga n^2 adalah ganjil.
Contoh Soal 2
Jika diketahui m, n adalah kuadrat sempurna, maka
buktikan bahwa mn adalah juga kuadrat sempurna.
Jawab
:
Misalkan m, n adalah kuadrat sempurna, artinya
m = k
2
, n = p
2
, untuk suatu k, p suatu bilangan bulat.
mn = (k2
)(p2
)
= (kp)2
Karena k, p
Pembuktian Tidak Langsung
Pembuktian tidak langsung atau pembuktiandengan kemustahilan (reductio ad absurdum)yang dibahas ada 2 cara yaitu :
(1) Kontraposisi
Pembuktian tidak langsung kontraposisi digunakan untuk membuktikan pernyataan implikasi. Untuk membuktikan pernyataan implikasi kita cukup membuktikan kontraposisi dari implikasi pernyataan tersebut
Secara simbolik : p → q ≡ ~q → ~p
Untuk membuktikan kebenaran p → q, maka kitacukup membuktikan kebenaran ~q → ~p
*Mudahnya, Kontraposisi adalah Pembalikan susunan dari invers itu sendiri. Misalnya : Pernyataan ~q=>~p, maka ini disebut Kontraposisi dari p=>q.
Contoh Soal :
Contoh Soal 1
Buktikan bahwa: “jika n2bilangan ganjil, maka nbilangan ganjil”.
Bukti: Untuk membuktikan pernyataan tersebut kita akan membuktikankebenaran kontraposisinya
Misalnya : p = n2bilangan ganjildanq = n bilangan ganjil
Apakah p → q benar ?Kita akan periksa apakah ~q → ~p benar ?
Andaikan n bukan bilangan ganjil, maka nbilangan genap, sehingga n dinyatakan dengansebagai n = 2k, k bilangan asli.
Akibatnya n2= (2k)2= 4k2= 2(2k2).
Artinya n2bilangan genap.
Jadi pengandaian bahwa n bukan bilangan ganjiladalahBENAR,
sehingga kontraposisi ~q →~pjugaBENAR.
Jadi implikasi p → q benar , ini berarti n2bilanganganjil maka nadalah bilangan ganjil.
(2) Kontradiksi
Pembuktian tidak langsung dengan kontradiksi dilakukan dengan mengandaikan konklusi yang salah dan menemukan suatu hal yang bertentangan dengan fakta, aksioma, atau teorema yang ada.Pengandaian konklusi salah tidak bisa diterima dan akibatnya konklusi yang ada benar berdasarkan premis yang ada
Contoh Soal :
Contoh Soal 1 :
Buktikan bahwa : “Untuk semua bilangan bulat n, jika n2ganjil, maka n ganjil”.
Bukti:Andaikan bahwa q salah, atau ~q benar yaitu n bukan bilanganbulat ganjil, maka n bilangan bulat genap.
Dapat dimisalkan n = 2k dengan k bilangan bulat.
Dengan demikian maka n2= (2k)2ataun2= 4k2
Ini menunjukkan bahwa n2= bilangan bulat genap (~p)
Terjadilah suatu kontradiksi : yang diketahui pbenar, sedangkan dari langkah-langkah logis diturunkan ~p benar.
Oleh karena itukontradiksi tidak boleh terjadi, maka pengandaian harusdiingkar yang berarti ~q salah atau q benar.
Contoh Soal :
Contoh Soal 1
Tunjukkan setidaknya ada 4 hari yang sama dari 22 hari.
Jawab
:
Misal p = “setidaknya 4 dari 22 hari adalah hari yang sama”
Andaikan –p bernilai benar, artinya paling banyak hanya ada 3 hari yang
sama dari 22 hari.
Ada 7 hari dalam sepekan, itu artinya paling banyak 21 hari bisa dipilih
karena untuk setiap hari dalam sepekan, paling banyak tiga hari yang
dipilih bisa jatuh pada hari itu.
Ini kontradiksi dengan kenyataan bahwa kita memiliki 22 hari.
Artinya jika r = “22 hari yang dipilih”, maka telah ditunjukkan bahwa –p
(r -r).
Artinya p bernilai benar.
Induksi Matematika
Induksi matematika menjadi sebuah metode pembuktian secara deduktif yang
digunakan untuk membuktikan suatu pernyataan benar atau salah. Dimana
merupakan suatu proses atau aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan
berdasarkan pada kebenaran pernyataan yang berlaku secara umum sehingga
pada pernyataan khusus atau tertentu juga bisa berlaku benar.
Ada tiga langkah dalam induksi matematika yang diperlukan untuk
membuktikan suatu rumus atau pernyataan. Langkah-langkah tersebut adalah
:
Membuktikan bahwa rumus atau pernyataan tersebut benar untuk n = 1.
Mengasumsikan bahwa rumus atau pernyataan tersebut benar untuk n = k.
Membuktikan bahwa rumus atau pernyataan tersebut benar untuk n = k + 1.
Untuk menerapkan induksi matematika, kita harus bisa menyatakan
pernyataan P (k + 1) ke dalam pernyataan P(k) yang diberikan. Untuk
meyatakan persamaan P (k + 1), substitusikan kuantitas k + 1 kedalam
pernyataan P(k).
Contoh Soal :
Contoh Soal 1
Buktikan 2 + 4 + 6 + ... + 2n = n(n + 1), untuk setiap n bilangan asli. Jawab : P(n) : 2 + 4 + 6 + ... + 2n = n(n + 1) Akan dibuktikan P(n) benar untuk setiap n ∈ N Langkah Dasar :
Akan ditunjukkan P(1) benar
2 = 1(1 + 1) Jadi, P(1) benar Langkah Induksi : Asumsikan P(k) benar yaitu 2 + 4 + 6 + ... + 2k = k(k + 1), k ∈ N
Akan ditunjukkan P(k + 1) juga benar, yaitu
2 + 4 + 6 + ... + 2k + 2(k + 1) = (k + 1)(k + 1 + 1)
Berdasarkan prinsip induksi matematika, terbukti bahwa P(n) benar untuk setiap n bilangan asli.
Contoh Soal 3
Buktikan 6n + 4 habis dibagi 5, untuk setiap n bilangan asli.
Jawab :
P(n) : 6n + 4 habis dibagi 5
Akan dibuktikan P(n) benar untuk setiap n ∈ N.
Langkah Dasar :
Akan ditunjukkan P(1) benar
61 + 4 = 10 habis dibagi 5
Jadi, P(1) benar
Langkah Induksi :
Asumsikan P(k) benar, yaitu
6k + 4 habis dibagi 5, k ∈ N
Akan ditunjukkan P(k + 1) juga benar, yaitu
6k+1 + 4 habis dibagi 5.
6k+1 + 4 = 6(6k)+ 4 = 5(6k) + 6k + 4
Karena 5(6k) habis dibagi 5 dan 6k + 4 habis dibagi 5, akibatnya 5(6k) + 6k + 4 juga habis dibagi 5.
Jadi, P(k + 1) benar.
Berdasarkan prinsip induksi matematika, terbukti bahwa 6n + 4 habis dibagi 5, untuk setiap n bilangan asli.
Bilangan bulat a habis dibagi bilangan bulat b jika terdapat bilangan bulat m sehingga berlaku a = bm.
Sebagai contoh, "10 habis dibagi 5" benar karena terdapat bilangan bulat
m = 2 sehingga 10 = 5.2. Jadi, pernyataan "10 habis dibagi 5" dapat
kita tulis menjadi "10 = 5m, untuk m bilangan bulat"
Contoh Soal 4
Buktikan n3 + 2n habis dibagi 3, untuk setiap n bilangan asli
Jawab :
P(n) : n3 + 2n = 3m, dengan m ∈ Z
Akan dibuktikan P(n) benar untuk setiap n ∈ N
Langkah Dasar :
Akan ditunjukkan P(1) benar 13 + 2.1 = 3 = 3.1
Jadi, P(1) benar
Langkah Induksi :
Asumsikan P(k) benar, yaitu
k3 + 2k = 3m, k ∈ N
Akan ditunjukkan P(k + 1) juga benar, yaitu
(k + 1)3 + 2(k + 1) = 3p, p ∈ Z
Karena m bilangan bulat dan k bilangan asli, maka (m + k2 + k + 1) adalah bilangan bulat.
Misalkan p = (m + k2 + k + 1), maka
(k + 1)3 + 2(k + 1) = 3p, dengan p ∈ Z
Jadi, P(k + 1) benar
DAFTAR PUSTAKA
Alwin Mulyanto, S.
(2020). Induksi Matematika. Retrieved Juli 27, 2020, from
www.studiobelajar.com: https://www.studiobelajar.com/induksi-matematika/
Maker, Z. (2017,
Juli 15). Induksi Matematika. Retrieved Juli 27, 2020, from
smatika.blogspot.com:
https://smatika.blogspot.com/2017/07/induksi-matematika.html
Melkianusbenusu.
(2016, Oktober 10). Apa Itu Kontraposisi. Retrieved Juli 27, 2020, from
melkianusbenusu.wordpress.com: https://melkianusbenusu.wordpress.com/2016/10/10/apa-itu-kontraposisi/
Pratama, R. P.
(2019, Januari 3). Matematika Kelas 11 | 4 Metode Pembuktian Matematika.
Retrieved July 27, 2020, from blog.ruangguru.com:
https://blog.ruangguru.com/matematika-kelas-11-pembuktian-matematika
Unknown. (2017,
Juli 9). Logika Matematika Metode Pembuktian. Retrieved Juli 27, 2020,
from atikazfblog.blogspot.com:
http://atikazfblog.blogspot.com/2017/07/logika-matematika-metode-pembuktian.html?m=1
Wr, O. (n.d.). Logika
Pembuktian. Retrieved Juli 27, 2020, from gunadarma.ac.id:
http://onggo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/45225/4%2C5+Logika+Pembuktian+%28ppt%29+-+Onggo+Wiryawan.pdf
Sebelum saya memberikan
contoh soal dengan indikator yang ada, Saya akan memperkenalkan diri. Saya
Paisal Vieri Eka Tama Simbolon murid kelas 11 di Sekolah Menengah Atas Negeri 63
Jakarta. Dan
saya suka perubahan. Cukup tentang saya bisa follow instagram saya jika anda
mau tentunya @paisalts_.
Matematika memiliki cakupan yang sangat luas. Tidal selalu membahas atau mempelajari
angka dan perhitungan saja. Namun, terdapat haln lain diluar angka yang dipelajari
dalam matematika yang bukan juga merupakan operasi perhitungan, salah satunya adalah logika
matematika.
Logika matematika akan memberikan
landasan tentang bagaimana cara kita mengambil kesimpulan. Didalam Blog ini akan dirangkum beberapa materi dari logika matematika, diantara lain :
1.7
Penarik kesimpulan (Modus Ponen,modus
tollens, Modus Silogisme)
1.8
Tabel logika matematika
Langsung saja kita bahas, check it out :
1.1
Pernyataan atau kalimat
Pernyataan adalah kalimat yang bisa benar atau bisa salah.
Sementara kalimat terbuka adalah jenis kalimat “yang belum diketahui
kebenarannya”. Sehingga, untuk menentukan benar atau salahnya, kita
perlu pengamatan lebih lanjut.
Kalau kamu masih bingung seperti apa itu contoh pernyataan, berikut adalah salah satu contohnya:
Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Indonesia. (pernyataan benar)
Bika ambon berasal dari Ambon. (pernyataan salah)
Di sisi lain, contoh dari kalimat terbuka adalah sebagai berikut:
12x + 6 = 91 (pernyataan ini dinamakan kalimat terbuka karena masih
harus dibuktikan kebenarannya. Apakah benar 12x jika dijumlahkan dengan 6
akan menghasilkan 91?).
Maaf ya, aku semalem ketiduran. Hehehe. (Pernyataan ini dinamakan
kalimat terbuka karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Apakah benar
dia semalem nggak bales karena ketiduran? Atau emang males aja chat sama kamu?).
8 + 2 = 10 (pernyataan tertutup yang bernilai benar)
4 × 6 = 20 (pernyataan tertutup yang bernilai salah)
5a + 10 = 40 (pernyataan terbuka, karena harus dibuktikan kebenarannya)
Jarak Jakarta-Bogor adalah dekat (bukan pernyataan, karena dekat itu relatif)
Setelah mengetahui apa itu pernyataan
dan kalimat terbuka, sekarang kita lanjut pembahasan mengenai
ingkaran/negasi/penyangkalan.
1.7
Penarik kesimpulan (Modus Ponen,modus
tollens, Modus Silogisme)
1.8
Tabel logika matematika
Setelah memahami apa itu pernyataan dan apa itu kalimat terbuka, langkah selanjutnya adalah membahas negasi.
Negasi atau disebut juga ingkaran/penyangkalan merupakan pernyataan
yang menyangkal apa yang diberikan. Ingkaran pernyataan dapat dibentuk
dengan menambah ‘Tidak benar bahwa …’ didepan pernyataan yang diingkar.
Hal ini dilambangkan dengan ~.
Katakanlah p bernilai benar, maka ~p bernilai salah. Begitu juga sebaliknya, jika p bernilai salah, maka ~p bernilai benar.
Contoh Negasi dari pernyataan:
Jakarta adalah ibukota Malaysia Jakarta bukan ibukota Malaysia
9 adalah bilangan ganjil 9 bukanlah bilangan ganjil
Kemudian, pernyataan dijabarkan lagi menjadi pernyataan majemuk, yang dalam hal ini dibagi menjadi beberapa jenis:
Konjungsi
Disjungsi
Implikasi
Biimplikasi
1. Kongjungsi
Konjungsi, yang dilambangkan dengan (Ʌ) merupakan
pernyataan majemauk dengan kata penghubung “dan”. Ini akan bernilai
benar jika variabel-variabelnya bernilai benar, dan bernilai salah jika
salah satu dari variabelnya bernilai salah.
Contoh: p: Jakarta adalah ibukota Indonesia (pernyataan bernilai benar) q: Jakarta adalah kota metropolitan (pernyataan bernilai benar) p^q: Jakarta adalah ibukota Indonesia dan kota metropolitan (pernyataan bernilai benar)
2. Disjungsi
Disjungsi, yang dilambangkan dengan (V) merupakan
pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua
pernyataan tunggal dengan menggunakan kata penghubung “atau”. Sebuah
disjungsi bernilai benar jika salah satu pernyataan bernilai benar dan
bernilai salah jika kedua pernyataan bernilai salah.
Contoh: p: Jakarta adalah ibukota Indonesia (pernyataan bernilai benar) q: Jakarta adalah kota pelajar (pernyataan bernilai salah) pVq: Jakarta adalah ibukota Indonesia atau kota pelajar (pernyataan bernilai benar)
3. Implikasi
Implikasi merupakan dua pertanyaan p dan q yang dinyatakan dalam bentuk kalimat “jika p maka q”. Ini dilambangkan dengan p -> q.
Contoh: p: Atha rajin belajar (pernyataan bernilai benar) q: Atha lulus dengan nilai gemilang (pernyataan bernilai benar) p->q: Jika Atha rajin belajar, maka Atha lulus dengan nilai gemilang (pernyataan bernilai benar)
4. Biimplikasi
Biimplikasi adalah pernyataan majemuk yang
dinyatakan dalam bentuk kalimat “… jika dan hanya jika”. Ini dinotasikan
dengan p<-> q, dibaca “p jika dan hanya jika q”.
Contoh: p: 1+1 = 2 (pernyataan bernilai benar) q: 2 adalah bilangan ganjil (pernyataan bernilai salah) p<->q: 1+1=2 jika dan hanya jika 2 adalah bilangan ganjil (pernyataan bernilai salah)
1.4
Ekuivalensi pernyataan – pernyataan majemuk
Ekuivalen Pernyataan Majemuk
Sebuah
pernyataan majemuk bisa jadi memiliki lebih dari satu pernyataan yang
ekuivalen. Perhatikan kembali contoh pernyataan majemuk Jika saya pergi ke sekolah naik bus maka saya sampai sekolah tepat waktu. Bentuk ekuivalen dari pernyataan majemuk tersebut adalah Jika saya tidak sampai sekolah tepat waktu maka saya pergi ke sekolah tidak naik bus atau.
Selain
itu, terdapat bentuk ekuivalen lain untuk contoh pernyataan majemuk
tersebut. Contoh bentuk ekuivalen lain untuk contoh tersebut adalah Saya pergi kesekolah tidak naik bus atau saya sampai sekolah tepat waktu.
Dalam simbol logika matematika, pernyataan – pernyataan tersebut diberikan seperti daftar berikut.
p : Saya pergi ke sekolah naik bus.
q : Saya sampai sekolah tepat waktu.
Jika saya pergi ke sekolah naik bus maka saya sampai sekolah tepat waktu. (p → q)
Jika saya sampai sekolah tidak tepat waktu maka saya pergi ke sekolah tidak naik bus. (~q → ~p)
Saya pergi ke sekolah tidak naik bus atau saya sampai sekolah tepat waktu. ~p ∨ q
Bagaiaman
sobat idschool dapat mengetahui bahwa pernyataan – pernyataan majemuk
tersebut saling ekuivalen? Untuk mengetahuinya, simak bahasan cara
membuktikan ekuivalen pernyataan majemuk berikut.
Cara Membuktikan Ekuivalen Pernyataan Majemuk
Dua
pernyataan dikatakan ekuivalen (sama) jika kedua pernyataan majemuk
tersebut mempunyai nilai kebenaran yang sama. Sehingga, untuk melihat
keabsahan dua pernyataan majemuk yang saling ekuivalen dapat dilihat
melalui tabel kebenaran. Sebagai contoh akan diselidiki tiga pernyataan
majemuk yang menjadi contoh sebelumnya.
Diberikan dua proposisi tunggal p = Saya pergi ke sekolah naik bus dan q : Saya sampai sekolah tepat waktu.
Akan diselidiki ekuivalensi dari tiga pernyataan majemuk berikut.
p → q: Jika saya pergi ke sekolah naik bus maka saya sampai sekolah tepat waktu.
~q → ~p: Jika saya sampai sekolah tidak tepat waktu maka saya pergi ke sekolah tidak naik bus saya.
~p ∨ q: Saya pergi kesekolah tidak naik bus atau saya sampai sekolah tepat waktu.
Perhatikan tabel kebenaran berikut.
Perhatikan
pada ketiga kolom p → q, ~q → ~p, dan ~p ∨ q! Ketiga kolom tersebut
memiliki nilai kebenaran yang sama. Kondisi ini menjadi bukti bahwa
pernyataan – pernyataan majemuk tersebut saling ekuivalen.
Hukum proposisi berikut akan bermanfaat untuk membuktikan ekuivalensi dua buah proposisi.
Konvers, invers dan kontraposisi adalah bentuk lain dari implikasi, dimana:
Konvers dari adalah
Invers dari adalah
Kontraposisi dari adalah
1.6
Pernyataan berkuantor dan ingkarannya
Quantifier atau kuantor adalah kata yang mendahului kata benda
sebagai fungsi untuk menunjukkan jumlah dari benda tersebut. Sehingga,
pernyataan berkuantor merupakan pernyataan yang mengandung ukuran
kuantitas atau jumlah. Kata yang digunakan sebagai penunjuk
kuantitas/jumlah biasanya adalah semua, beberapa, ada, dan lain
sebagainya. Dalam bahasan logika matematika, pernyataan berkuantor
terdiri dari dua kelompok berdasarkan penggunaan kuantornya. Kedua
kelompok pernyataan berkuantor tersebut adalah pernyataan dengan kuantor
universal (kuantor umum) dan kuantor eksistensial (kuantor khusus).
Antara
dua bentuk pernyataan berkuantor ini saling berkebalikan. Kuantor
universal menjadi negasi/ingkaran untuk kuantor eksistensial. Begitu
juga untuk kondisi sebaliknya. Apa perbedaan dari dua jenis kuantor ini?
Bahsan lebih lanjut mengenai pernyataan berkuantor untuk dua jenis
kuantor diberikan pada ulasan di bawah.
Kuantor Universal/Kuantor Umum
Pernyataan dengan kuantor universal ditandai dengan penggunaan kata setiap atau semua.
Simbol operator logika untuk kuantor universal seperti huruf A yang
dicerminkan secara horizontal, yaitu ∀. Notasi ∀x dibaca untuk semua x
atau untuk setiap x. Pernyataan berkuantor universal dengan kalimat
terbuka p(x) disimbolkan dalam ∀x, p(x).
Misalkan
sebuah pernyataan terbuka p(x) adalah pegawai memiliki kemampuan
membaca yang baik. Pernyataan berkuantor universal menjadi semua pegawai
memiliki kemampuan membaca yang baik. Adanya kata semua pada sebuah
pernyataan menjadi karakteristik dari pernyataan kuantor universal.
Contoh lain pernyataan – pernyataan dengan kuantor universal:
Semua siswa memakai seragam dengan rapi.
Setiap benda langit yang bercahaya disebut bintang.
Tiap – tiap anak memiliki seorang ibu kandung.
Kuantor Eksistensial/Kuantor Khusus
Sebuah
pernyataan dengan kuantor eksistensial memiliki karakteristik adanya
kata ada, beberapa, terdapat, atau kata – kata yang semakna lainnya.
Simbol operator logika untuk kuantor universal seperti huruf E yang
dicerminkan secara vertikal, yaitu ∃. Notasi ∃x dibaca ada nilai x,
beberapa nilai x, atau terdapat nilai x. Pernyataan berkuantor
eksistensial dengan kalimat terbuka p(x) disimbolkan dalam ∃x, p(x).
Perhatikan
kembali sebuah pernyataan terbuka p(x) adalah pegawai memiliki
kemampuan membaca yang baik. Pernyataan berkuantor eksistensial menjadi
beberapa pegawai memiliki kemampuan membaca yang baik. Kata beberapa
pada sebuah pernyataan menjadi karakteristik dari pernyataan dengan
kuantor eksistensial.
Contoh lain pernyataan – pernyataan dengan kuantor eksistensial:
Ada bunga mawar yang berwarna putih.
Beberapa rumah memiliki banyak jendela.
Terdapat bilangan asli x yang memenuhi pertidaksaam kuadrat x2 + 2x – 3 > 0.
Ingkaran Pernyataan Berkuantor
Kuantor
universal dan eksistensial memiliki hubungan saling berkebalikan.
Bentuk ingkaran dari kuantor universal adalah kuantor eksistensial.
Begitu juga untuk ingkaran dari kuantor eksistensial adalah kuantor
universal. Dalam kata lain, negasi/ingkaran dari semua/setiap adalah
ada/beberapa/terdapat. Kondisi sebaliknya juga berlaku, negasi/ingkaran
ada/beberapa/terdapat dari adalah semua/setiap.
Secara umum, bentuk ingkaran dari semua p adalah terdapat ~p. Sedangkan bentuk ingkaran dari beberapa p adalah semua ~p.
Contoh ingkaran pernyataan berkuantor universal:
Pernyataan berkuantor: Semua kucing memiliki penglihatan yang baik di malam hari. Ingkaran: Beberapa kucing tidak memiliki penglihatan yang baik di malam hari.
Pernyataan berkuantor:Beberapa siswa mendapat nilai matematika yang sempurna pada ujian akhir kali ini. Ingkaran: Semua siswa tidak mendapat nilai matematika yang sempurna pada ujian akhir kali ini.
1.7
Penarik kesimpulan (Modus Ponen,modus
tollens, Modus Silogisme)
Modus Ponens
Penarikan kesimpulan modus
ponens mengikuti aturan kesimpulan yang sah untuk jika p maka q dan p
maka q harus benar. Premis pertama pada modus ponens berupa implikasi,
yaitu jika p maka q, sedangkan premis kedua berupa proposisi tunggal,
yaitu p. Kesimpulan yang sah dari argumen tersebut berupa proposisi
tunggal, yaitu q.
Sebagai contoh: diketahui dua premis jika hari ini langit mendung maka hari ini akan hujan dan hari ini langit mendung.
Premis pertama berupa proposisi majemuk dengan operator logika
penghubung berupa implikasi. Premis pertama terdiri atas dua proposisi
tunggal, yaitu p = hari ini langit mendung dan q = hari ini akan hujan. Premis kedua berupa sebuah proposisi tunggal, yaitu hari ini akan hujan. Kesimpulan yang sah dari argumen tersebut menurut metode penarikan kesimpulan modus ponens adalah hari ini akan hujan.
Kesimpulan
yang sah pada modus ponens ini dapat dibuktikan melalui tabel
kebenaran. Hasil akhir nilai kebenaran dari kesimpulan pada modus ponens
berupa tautologi. Nilai kebenaran berbentuk tautologi pada kolom (p → q
∧ p) → q dapat menjadi bukti bahwa modus ponens merupakan kesimpulan
yang sah/berlaku.
Modus Tollens
Kesimpulan
yang sah dengan metode modus tollens menggunakan kontraposisi dari
implikasi. Hasil kesimpulan merupakan penerapan dari kebenaran umum yang
menyatakan bahwa jika sebuah pernyataan bernilai benar maka kontra
positifnya juga benar. Diasumsikan jika p maka q (p q) bernilai benar
dan diketahui ingkaran q (~q) bernilai benar. Sehingga, agar implikasi
dari p dan q bernilai benar maka ingkaran p harus benar.
Sebagai contoh: diketahui dua premis jika hari ini langit mendung maka hari ini akan hujan dan hari ini tidak akan hujan. Premis pertama terdiri atas dua proposisi tunggal, yaitu p = hari ini langit mendung dan q = hari ini akan hujan. Premis kedua berupa sebuah proposisi tunggal bernilai benar, yaitu hari ini tidak akan hujan. Kesimpulan yang sah dari argumen tersebut menurut metode penarikan kesimpulan modus tollens adalah hari ini langit tidak mendung.
Bukti
dari kesimpulan yang sah untuk modus tollens juga dapat dibuktikan
melalui tabel kebenaran. Bukti yang benar akan menunjukkan bentuk
tautologi pada kolom (p → q ∧ ~q) → ~p. Perhatikan bukti bahwa modus
tollens merupakan kesimpulan yang sah/berlaku pada tabel kebenaran
berikut.
Silogisme
Kesimpulan
yang sah dari metode silogisme merupakan kesimpulan dari keadaan yang
umum ke yang khusus. Silogisme disusun dari dua pernyataan/argumen
dengan sebuah kesimpulan/konklusi. Aturan dasar penarikan kesimpulan
silogisme menyatakan bahwa jika p maka q dan r, keduanya bernilai benar,
maka jika p maka r juga bernilai benar.
Sebagai contoh: diketahui dua premis jika hari ini langit mendung maka hari ini akan hujan dan jika hari ini akan hujan maka Doni akan membawa payung. Premis pertama terdiri atas dua proposisi tunggal, yaitu p = hari ini langit mendung dan q = hari ini akan hujan. Premis kedua juga terdiri dari dua sebuah proposisi tunggal, yaitu hari ini akan hujan dan Doni membawa payung. Kesimpulan yang sah dari argumen tersebut menurut metode penarikan kesimpulan silogisme adalah jika hari ini langit mendung maka Doni membawa payung.
Bukti
dari kesimpulan yang sah untuk silogisme juga dapat dibuktikan melalui
tabel kebenaran. Bukti yang benar akan menunjukkan bentuk tautologi pada
kolom [(p → q) ∧ (q → r)] → (p→r). Perhatikan bukti silogisme melalui
tabel kebenaran berikut.
1.8
Tabel logika matematika
Pengertian Tabel Kebenaran
Pada logika matematika, tabel kebenaran adalah
tabel didalam matematika yang dipakai untuk melihat nilai kebenaran
pada suatu premis ataupun pernyataan. Jika hasil akhir ialah benar semua
(dilambangkan dengan B, T, atau 1), maka disebut tautologi. Akan tetapi jika salah semua (S, F, atau 0) disebut kontradiksi. Premis hasil akhirnya gabungan benar dan salah disebut kontingensi.
Tabel Kebenaran Ingkaran (Negasi)
Ingkaran
atau negasi adalah suatu kebalikan atau lawan dari suatu pernyataan.
Misalkan ada sebuah pernyataan p bernilai benar, maka negasi dari
pernyataan p tersebut adalah bernilai salah. Untuk pernyataan negasi
diberi simbol “~”. Untuk tebel kebenarannya bisa dilihat gambar di bawah ini :
p
~p
B
S
S
B
Keterangan :
Maksud B dan S pada tabel ialah B itu Bernilai benar dan S bernilai salah.
Tabel Kebenaran Konjungsi
Konjungsi ialah gabungan dari dua pernyataan tunggal dengan memakai kata hubung “dan“. Simbol dari konjungsi alah “^“. Untuk Lebih jelas perhatikan gambar di bawah ini :
p
q
p^q
B
B
B
B
S
S
S
B
S
S
S
S
Tabel
kebenaran itu pun ada hukumnya, jika nilai kedua pernyataan benar, maka
nilai kebenaran konjungsi kedua pernyataan itu pun benar, namun apabila
ada salah satu pernyataan yang salah, maka nilai konjungsi kedua
pernyataan tersebut pun memiliki nilai salah.
Tabel Kebenaran Disjungsi
Disjungsi ialah gabungan dari dua pernyataan tunggal dan yang menggunakan kata hubung “atau“. Simbol dari disjungsi ialah “CodeCogsEqn (1) “. Untuk tabel kebenaran disjjungsi perhatikan gambar di bawah ini :
p
q
pvq
B
B
B
B
S
B
S
B
B
S
S
S
Dalam
menentukan nilai kebenaran disjungsi juga mempunyai aturan yaitu, andai
salah satu dari dua pernyataan memiliki nilai benar, maka nilai
kebenaran disjungsi dari kedua pernyataan itu adalah benar, namun
apabila kedua pernyataan tersebut memiliki nilai salah, maka nilai
kebenaran disjungsi pun bernilai salah.
Tabel Kebenaran Implikasi
Impilakasi ialah gabungan dari dua pernyataan tunggal dengan kata hubung “jika” dan “maka“. Simbol dari implikasi yaitu “→“. Tabel kebenarannya perhatikan pada gambar di bawah ini :
p
q
p → q
B
B
B
B
S
S
S
B
B
S
S
B
Pada
aturan menentukan nilai kebenaran dari implikasi ialah, jika nilai
pernyataan yang ke dua dari dua pernyataan memiliki nilai benar dan jika
ke dua pernyataan bernilai sama baik itu benar ataupun salah, jadi
nilai kebenaran implikasi yaitu benar, namun apabila nilai kedua
pernyataan itu berbeda dengan pernyataan ke duanya bernilai salah, maka
nilai kebenaran implikasi dari dua pernyatan tersebut memiliki nilai
salah.
Tabel Kebenaran Biimplikasi
Biimplikasi ialah gabungan dari dua pernyataan tunggal dengan kata hubung “jika dan hanya jika, maka “. Simbol dari biimplikasi yaitu “↔“. Contoh tabel untuk nilai kebenaran biimplikasi perhatikan tebel di bawah ini :
Pada
aturan nilai kebenaran biimplikasi yaitu, Andai Kedua pernyataan sama,
maka nilai kebenaran biimplikasi benar, begitupun sebaliknya andai nilai
salah satu dari pernyataan bernilai salah maka nilai kebenaran dari
biimplikasi dari kedua pernyataan tersebut adalah salah.
Tabel Kebenaran Negasi Konjungsi
Pada tabel kebenaran negasi konjungsi ini berlaku negasi dari p ∧ q equivalen dengan ~p ∨ ~q. Contoh tabel kebenaran negasi konjungsi lihat tabel di bawah :
Tabel Kebenaran Negasi Disjungsi
Pada nilai kebenaran disjungsi berlaku negasi dari p ∨ q ekuivale dengan ~p ∧ ~q. Contoh tabel kebenaran negasi disjungsi perhatikan tabel di bawah :
Tabel Kebenaran Negasi Implikasi
Pada nilai kebenaran negasi implikasi ialah negasi dari p→q ekuivalen dengan p∧~q , contoh tabel kebenaran nrgasi implikasi seperti contoh dibawah ini
Tabel Kebenaran Negasi Biimplikasi
Negasi dari p↔q ekuivalen dengan (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p) Contoh nilai kebenaran negasi biimplikasi seperti dibawah ini
1.9 Contoh Soal
Contoh 1 – Soal Penarikan Kesimpulan
Diketahui premis – premis sebagai berikut.
Jika Siti sakit maka dia pergi ke dokter
Jika Siti pergi ke dokter maka dia diberi obat
Penarikan kesimpulan yang sah dari argumentasi di atas adalah …. A. Jika Siti sakit maka Siti pergi ke dokter dan diberi obat B. Jika Siti sakit dan dia pergi ke dokter maka Siti diberi obat C. Jika Siti sakit maka Siti diberi obat D. Siti sakit dan pergi ke dokter dan diberi obat E. Siti sakit dan pergi ke dokter atau diberi obat
Pembahasan:
Misalkan:
p = Siti sakit
q = Siti pergi ke dokter
r = Siti diberi obat
Penarikan kesimpulan dari arugumen pada soal dapat menggunakan penarikan kesimpula sillogisme.
Premis 1: p ⇒ q Premis 2: q ⇒ r —————- ∴ p ⇒ r
Jadi, kesimpulan yang sah dari argumentasi pada soal adalah jika siti sakit maka siti diberi obat.
Jawaban: C
Contoh 2 – Soal Penarikan Kesimpulan
Ditentukan premis – premis sebagai berikut:
Jika Biden makan emping maka penyakitnya kambuh.
Jika penyakitnya kambuh maka Biden pergi ke dokter.
Negasi dari penarikan kesimpulan yang sah dari kedua pressmis tersebut adalah …. A. Jika Biden makan emping maka ia pergi ke dokter. B. Jika Biden tidak makan emping maka ia pergi k e dokter C. Jika Biden tidak makan emping maka ia tidak pergi ke dokter D. Biden makan emping dan ia tidak pergi ke dokter E. Biden tidak makan emping dan ia tidak pergi ke dokter
Pembahasan:
Misalkan:
p = Biden makan emping
q = Biden penyakitnya kambuh
r = Biden pergi ke dokter
Penarikan kesimpulan dari arugumen pada soal dapat menggunakan penarikan kesimpula sillogisme.
Premis 1: p ⇒ q Premis 2: q ⇒ r —————- ∴ p ⇒ r
Ingkaran dari p ⇒ r: ~(p ⇒ r) = p ∧ ~ r:
Jadi, kesimpulan yang sah dari argumentasi pada soal adalah Biden makan emping dan ia tidak pergi ke dokter.
Jawaban: C
Contoh 3 – Soal Penarikan Kesimpulan
Ditentukan premis – premis sebagai berikut:
Jika Jono naik bis maka ia terlambat masuk sekolah.
Jono tidak terlambat masuk sekolah.
Ingkaran dari kesimpulan yang sah adalah …. A. Jono tidak naik bis B. Jono naik bis C. Jono terlambat masuk sekolah D. Jono naik bis dan ia tidak terlambat masuk sekolah E. Jono tidak naik bis dan ia terlambat masuk sekolah
Pembahasan:
Misalkan:
p = Jono naik bis
q = ia terlambat masuk sekolah
Penarikan kesimpulan dari arugumen pada soal dapat menggunakan penarikan kesimpulan metode modus tollens.
Premis 1: p ⇒ q Premis 2: ~q —————- ∴ ~p
Ingkaran ~p: ~(~p) = p
Jadi, kesimpulan yang sah dari argumentasi pada soal adalah Jono naik bis.
Jawaban: C
Contoh 4 – Menentukan Pernyataan Majemuk yang Ekuivalen
Pernyataan yang ekuivalen dengan pernyataan “Jika semua siswa hadir, maka beberapa guru tidak hadir” adalah …. A. Beberapa siswa tidak hadir atau beberapa guru hadir B. Semua siswa tidak hadir atau beberapa guru tidak hadir C. Beberapa siswa tidak hadir atau beberapa guru tidak hadir D. Beberapa siswa tidak hadir atau semua guru tidak hadir E. Semua siswa hadir dan beberapa guru hadir
Pembahasan:
Misalkan:
p = Semua siswa hadir
q = Beberapa guru tidak hadir
Negasi dari kedua proposisi tunggal di atas adalah:
~p = Beberapa siswa tidak hadir
~q = Semua guru hadir
Pernyataan: p → q
Salah satu bentuk pernyataan yang ekuivalen denga p → q adalah ~p ∨ q.
Jadi,
pernyataan yang ekuivalen dengan pernyataan “Jika semua siswa hadir,
maka beberapa guru tidak hadir” adalah “Beberapa siswa tidak hadir atau
beberapa guru tidak hadir.”
Jawaban: C
Contoh 5 – Menentukan Pernyataan Majemuk yang Ekuivalen
Pernyataan ~p → q ekuivalen dengan …. A. p ∧ q B. p ∨ q C. ~p ∨ q D. p ∨ ~q E. q → p
Pembahasan:
Mencari pernyataan majemuk yang ekuivalen dengan p → q:
p → q ≡ ~[~(~p → q)] p → q ≡ ~[~p ∧ ~q] p → q ≡ ~(~p) ∨ ~(~q) p → q ≡ p ∨ q
Jadi, pernyataan ~p → q ekuivalen dengan p ∨ q.
Jawaban: B
Contoh 6 – Menentukan Pernyataan Majemuk yang Ekuivalen
Pembahasan:
Pernyataan yang senilai adalah bentuk ekuivalen pernyataan. Pernyataan yang diberikan berupa suatu implikasi p → q.
Selidiki masing – masing pernyataan yang diberikan pada soal.
(1) p → q ≢ q → p, karena merupakan suatu implikasi dan bentuk konvers nya, nilai kebenarannya tidak sama
(2) p → q ≢ ~p → ~q, karena merupakan suatu implikasi dan bentuk inversnya, nilai kebenarannya tidak sama
(3) p → q ≡ ~q → ~p, karena merupakan suatu implikasi dan bentuk kontraposisinya
Jadi, pernyataan yang benar terdapat pada nomor (3) dan (4).
Jawaban: D
Contoh 7 – Menentukan Nilai Kebenaran Pernyataan Berkuantor
Pernyataan berikut yang bernilai benar adalah …. A. (∀x)(6x – 3 ≥ 4) B. (∃x)(x ∊R → x2 ≥ 0) C. (∀x)(x ∊R → x2 ≥ 0) D. (∀x ∊R)(x2 + 3x – 4 > 0) E. (∀x ∊R)(x2 + 4x – 12 ≤ 0)
Pembahasan:
Pernyataan
pilihan A salah karena tidak semua nilai x akan berlaku untuk
pertidaksamaan 6x – 3 ≥ 4, misalnya untuk nilai x = 1, pertidaksamaan
menjadi seperti berikut. 6x – 3 ≥ 4 6(1) – 3 ≥ 4 3 ≥ 4 → pernyataan yang bernilai salah
Pilihan B salah karena semua (∀x) hasil kuadrat bilangan real akan menghasilkan nilai positif (x2 ≥ 0), bukan ada (∃x).
Pernyataan pada pilihan D salah karena ada nilai x yang tidak memenuhi pernyataan, misalnya x = 0. x2 + 3x – 4 > 0 02 + 3(0) – 4 > 0 – 4 > 0 → pernyataan yang bernilai salah
Pernyataan pada pilihan E salah karena ada nilai x yang tidak memenuhi pernyataan, misalnya x = 3. x2 + 4x – 12 ≤ 0 32 + 3(3) – 4 ≤ 0 9 + 9 – 4 ≤ 0 – 14 ≤ 0 → pernyataan yang bernilai salah
Jadi, pernyataan berikut yang bernilai benar adalah (∀x)(x ∊R → x2 ≥ 0).
Ingkaran dari pernyataan “Semua makhluk hidup perlu makan dan minum” adalah …. A. semua makhluk hidup tidak perlu makan dan minum B. ada makhluk hidup yang tidak perlu makan dan minum C. ada makhluk hidup yang tidak perlu makan atau minum D. semua makhluk hidup perlu makan dan hidup E. semua makhluk hidup perlu makan tetapi tidak perlu minum
Pembahsan:
Pernyataan pada soal memuat kata semua yang merujuk pada pernyataan berkuantor universal. Bentuk ingkaran pernyataan berkuantor universal: ~(∀x ∍ p(x)) ≡ ∃x ∍ ~p(x)
Ingkaran dari kata semua ~(∀x) makhluk hidup adalah beberapa (∃x) makhluk hidup
Ingkaran dari perlu makan dan minum adalah tidak perlu makan atau minum.
Jadi, ingkaran dari pernyataan Semua makhluk hidup perlu makan dan minum adalah ada makhluk hidup yang tidak perlu makan atau minum. Jawaban: C
Ingkaran dari pernyataan Jika semua orang gemar matematika maka IPTEK negara kita maju pesat adalah …. A. Jika semua orang tidak gemar matematika maka iptek negara kita mundur. B. Jika semua orang tidak gemar matematika maka iptek negara kita tidak maju pesat. C. Jika beberapa orang tidak gemar matematika maka iptek negara kita tidak maju pesat. D. Beberapa orang gemar matematika dan iptek negara kita tidak maju pesat E. Semua orang gemar matematika tetapi iptek negara kita tidak maju pesat.
Pembahasan:
Pernyataan menggunakan kata semua (∀x) → pernyataan berkuantor universal
Misalkan:
p = gemar matematika
q = IPTEK negara kita akan maju pesat
Simbol unutk pernyataan Jika semua orang gemar matematika maka IPTEK negara kita akan maju pesat: p → q.
Negasi/ingkaran untuk sebuah implikasi p → q adalah p ∧ ~q (gemar matematika dan iptek negara kita tidak akan maju pesat)
Jadi, ingkaran dari pernyataan Jika semua orang gemar matematika maka IPTEK negara kita maju pesat adalah Beberapa orang gemar matematika dan iptek negara kita tidak maju pesat.
Jawaban: D
Contoh 10 – Logika Matematika
Premis 1 : Jika Andi rajin belajar, maka Andi juara kelas
Premis 2 : Andi rajin belajar
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah ….
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 : p
Kesimpulan : q (modus ponens)
Jadi kesimpulannya adalah Andi juara kelas.
Contoh 11 – Logika Matematika
Premis 1 : Jika hari hujan, maka sekolah libur
Premis 2 : sekolah tidak libur
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah ….
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 :
Kesimpulan : (modus tollens)
Jadi kesimpulannya adalah hari tidak hujan.
Contoh 12 – Logika Matematika
Premis 1 : Jika Ani nakal, maka Ibu marah
Premis 2 : Jika Ibu marah, maka Ani tidak dapat uang saku
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah …
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 :
Kesimpulan : (silogisme)
Jadi kesimpulannya adalah Jika Ani nakal, maka Ani tidak dapat uang saku.
Contoh 13
Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut:
a) Hari ini Jakarta banjir.
b) Kambing bisa terbang.
c) Didi anak bodoh
d) Siswa-siswi SMANSA memakai baju batik pada hari Rabu.
Pembahasan a) Tidak benar bahwa hari ini Jakarta banjir. b) Tidak benar bahwa kambing bisa terbang. c) Tidak benar bahwa Didi anak bodoh d) Tidak benar bahwa siswa-siswi SMANSA memakai baju batik pada hari Rabu.
Atau boleh juga dengan format berikut: a) Hari ini Jakarta tidak banjir. b) Kambing tidak bisa terbang. c) Didi bukan anak bodoh d) Siswa-siswi SMANSA tidak memakai baju batik pada hari Rabu.
Contoh 14
Ingkaran dari pernyataan “Beberapa bilangan prima adalah bilangan genap” adalah.... A. Semua bilangan prima adalah bilangan genap. B. Semua bilangan prima bukan bilangan genap. C. Beberapa bilangan prima bukan bilangan genap. D. Beberpa bilangan genap bukan bilangan prima. E. Beberapa bilangan genap adalah bilangan prima. (Soal UN Matematika Tahun 2008 P12)
Pembahasan p : Beberapa bilangan prima adalah bilangan genap ~p : Semua bilangan prima bukan bilangan genap
Contoh 15
Tentukan pernyataan majemuk hasil penggabungan pasangan-pasangan pernyataan berikut dengan menggunakan operasi konjungsi (DAN): a) p : Hari ini Jakarta hujan q : Hari ini Jakarta banjir
b) p : Iwan memakai topi q : Iwan memakai dasi
c) p : Mahesa anak jenius. q : Mahesa anak pemalas.
Pembahasan a) p : Hari ini Jakarta hujan q : Hari ini Jakarta banjir
p ∧ q : Hari ini Jakarta hujan dan banjir
b) p : Iwan memakai topi q : Iwan memakai dasi
p ∧ q : Iwan memakai topi dan dasi
c) p : Mahesa anak jenius. q : Mahesa anak pemalas.
p ∧ q : Mahesa anak jenius tetapi pemalas
Kata "dan" bisa diganti dengan "tetapi", "walaupun", "meskipun" selaraskan dengan pernyataan.
Contoh 16
Diberikan dua pernyataan sebagai berikut: a) p : Hari ini Jakarta hujan lebat. q : Hari ini aliran listrik putus.
Nyatakan dengan kata-kata: a) p ∧ q b) p ∧ ~q c) ~p ∧ q d) ~p ∧ ~q
Pembahasan a) Hari ini Jakarta hujan lebat dan aliran listrik putus b) Hari ini Jakarta hujan lebat dan aliran listrik tidak putus
c) Hari ini Jakarta tidak hujan lebat dan aliran listrik putus d) Hari ini Jakarta tidak hujan lebat dan aliran listrik tidak putus
Contoh 17
Gabungkan pasangan pernyataan-pernyataan berikut dengan menggunakan operasi disjungsi (ATAU): a) p : Ibu memasak ayam goreng q : Ibu membeli soto babat di pasar
b) p : Pak Bambang mengajar matematika q : Pak Bambang mengajar bahasa inggris
Pembahasan a) p : Ibu memasak ayam goreng q : Ibu membeli soto babat di pasar
p ∨ q : Ibu memasak ayam goreng atau membeli soto babat di pasar.
b) p : Pak Bambang mengajar matematika q : Pak Bambang mengajar bahasa inggris
p ∨ q : Pak Bambang mengajar matematika atau bahasa inggris
Contoh 18
Negasi dari pernyataan " Matematika tidak mengasyikkan atau membosankan" adalah... A. Matematika mengasyikkan atau membosankan B. Matematika mengasyikkan atau tidak membosankan C. Matematika mengasyikkan dan tidak membosankan D. Matematika tidak mengasyikkan dan tidak membosankan E. Matematika tidak mengasyikkan dan membosankan (Soal UN Matematika 2008)
Pembahasan Untuk menentukan negasi dari suatu konjungsi atau disjungsi perhatikan dalil de Morgan berikut: ~(p ∧ q ) ≅ ~p ∨ ~q ~(p ∨ q) ≅ ~p ∧ ~ q
p : Matematika tidak mengasyikkan
q : Matematika membosankan
Negasi untuk p dan q masing-masing adalah: ~p : Matematika mengasyikkan ~q : Matematika tidak membosankan
Gunakan dalil de Morgan untuk negasi disjungsi
~(p ∨ q) ≅ ~p ∧ ~ q
sehingga
~p ∧ ~ q : Matematika mengasyikkan dan tidak membosankan
Contoh 19
Diberikan pernyataan: p : Tahun ini kemarau panjang. q : Tahun ini hasil padi meningkat. Nyatakan dengan kata-kata: a) p → q b) ~p → ~q c) p → ~q
Pembahasan Implikasi, formatnya adalah "jika p maka q" sehingga: a) p → q : Jika tahun ini kemarau panjang maka hasil padi meningkat
b) ~p → ~q : Jika tahun ini tidak kemarau panjang maka hasil padi tidak meningkat. c) p → ~q : Jika tahun ini kemarau panjang maka hasil padi tidak meningkat.
Contoh 20
Tentukan ingkaran dari pernyataan: "Jika cuaca cerah maka maka Amir bermain sepakbola"
Pembahasan Ingkaran dari sebuah implikasi p → q adalah p dan ~q
~(p → q) ≅ p ∧ ~ q
sehingga ingkaran dari pernyataan di atas adalah "Cuaca cerah dan Amir tidak bermain sepakbola"
Contoh 21
Perhatikan pernyataan berikut: "Jika cuaca mendung maka Charli membawa payung"
Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan di atas!
Pembahasan Dari implikasi p → q
p : Cuaca mendung q : Charli membawa payung
Konversnya adalah q → p yaitu "Jika Charli membawa payung maka cuaca mendung"
Inversnya adalah ~p → ~q yaitu "Jika cuaca tidak mendung maka Charli tidak membawa payung"
Kontraposisinya adalah ~q → ~p yaitu "Jika Charli tidak membawa payung maka cuaca tidak mendung"
Contoh 22
Kontraposisi dari "Jika semua warga negara membayar pajak maka pembangunan berjalan lancar" adalah.... A. jika pembangunan tidak berjalan lancar maka ada warga negara yang tidak membayar pajak B. jika tidak semua warga negara membayar pajak maka pembangunan tidak berjalan lancar C. jika semua warga negara membayar pajak maka pembangunan tidak berjalan lancar D. jika pembangunan berjalan lancar maka tidak semua warga negara membayar pajak E. jika pembangunan tidak berjalan lancar maka semua warga negara tidak membayar pajak (Soal Ebtanas 1995)
Pembahasan p : semua warga negara membayar pajak q : pembangunan berjalan lancar
Konversnya adalah ~q → ~p yaitu "Jika pembangunan tidak berjalan lancar maka ada warga negara yang tidak membayar pajak"
Contoh 23
Premis 1 : Jika Budi rajin berolahraga maka badannya sehat. Premis 2 : Budi rajin berolahraga.
Pembahasan Modus Ponens p → q p ________ ∴ q
Jika Budi rajin berolahraga maka badannya sehat. p q
Budi rajin berolahraga p
Kesimpulan adalah q : Badan Budi sehat
Contoh 24
Tentukan kesimpulan dari : Premis 1 : Jika hari cerah maka Budi bermain bola. Premis 2 : Budi tidak bermain bola.
Pembahasan p : Hari cerah q : Budi bermain bola
Penarikan kesimpulan dengan prinsip Modus Tollens p → q ~q _______ ∴ ~p
Sehingga kesimpulannya adalah " Hari tidak cerah "
Contoh 25
Tentukan kesimpulan dari : Premis 1 : Jika Budi rajin belajar maka ia disayang ayah. Premis 2 : Jika Budi disayang ayah maka ia disayang ibu.
Pembahasan Penarikan kesimpulan dengan prinsip silogisme p → q q → r _________ ∴ p → r
Sehingga kesimpulannya adalah " Jika Budi rajin belajar maka ia disayang ibu"
Contoh 26
Diketahui pernyataan : 1. Jika hari panas, maka Ani memakai topi. 2. Ani tidak memakai topi atau ia memakai payung. 3. Ani tidak memakai payung.
Kesimpulan yang sah adalah... A. Hari panas. B. Hari tidak panas. C. Ani memakai topi. D. Hari panas dan Ani memakai topi. E. Hari tidak panas dan Ani memakai topi.
Pembahasan Premis (1) Jika hari panas, maka Ani memakai topi. Premis (2) Ani tidak memakai topi atau ia memakai payung. Premis (3) Ani tidak memakai payung.
p : Hari panas q : Ani memakai topi r : Ani memakai payung
Selesaikan terlebih dahulu premis (1) dan (2) kemudian digabungkan dengan premis (3)
Dari premis (1) dan (2) Premis (1) Jika hari panas, maka Ani memakai topi. Premis (2) Ani tidak memakai topi atau ia memakai payung.
p → q ~q ∨ r
Ingat bentuk berikut: ~q ∨ r ekivalen dengan q → r
sehingga bentuk di atas menjadi : p → q q → r _____ ∴ p → r (Silogisme)
Dari sini gabungkan dengan premis ketiga: p→ r ~r _____ ∴ ~p (Modus Tollens)
Kesimpulan akhirnya adalah ~p yaitu "Hari tidak panas"
Contoh 27
Diketahui premis-premis berikut: Premis 1 : Jika masyarakat membuang sampah pada tempatnya maka lingkungan bersih. Premis 2: Jika lingkungan bersih maka hidup akan nyaman.
Kesimpulan yang sah dari kedua premis tersebut adalah… A. Jika masyarakat membuang sampah pada tempatnya maka hidup akan nyaman. B. Masyarakat membuang sampah pada tempatnya maka hidup akan nyaman. C. Jika masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya maka lingkungan tidak akan bersih. D. Jika masyarakat membuang sampah pada tempatnya maka lingkungan tidak bersih. E. Masyarakat membuang sampah pada tempatnya tetapi lingkungan tidak bersih.
Sehingga kesimpulannya adalah “Jika masyarakat membuang sampah pada tempatnya maka hidup akan nyaman.”
Contoh 28
Pernyataan yang setara dengan “jika harga BBM naik maka harga kebutuhan pokok akan naik” adalah… A. Harga BBM naik dan harga kebutuhan pokok naik. B. Harga BBM tidak naik atau harga kebutuhan pokok akan naik. C. Jika harga BBM tidak naik maka harga kebutuhan pokok akan naik. D. Jika harga BBM tidak naik maka harga kebutuhan pokok tidak naik. E. Jika harga BBM tidak naik maka harga kebutuhan pokok akan turun. (Logika - UN SMA IPS 2013)
Pembahasan Seperti contoh di atas, dengan penggunaan format yang (i): “Jika harga BBM naik maka harga kebutuhan pokok akan naik” setara dengan "Harga BBM tidak naik atau harga kebutuhan pokok akan naik" Jawaban: B
Diatas adalah pembahasan tentang "Logika Matematika"semoga bermanfaat sampai bertemu di pembahasan selanjutnya.
Salam Hormat
Paisal Vieri Eka Tama Simbolon
DAFTAR PUSTAKA
A.Q., F. K. (2020). Logika Matematika. Retrieved
Juli 13, 2020, from www.studiobelajar.com:
https://www.studiobelajar.com/logika-matematika/
Admin. (n.d.). 10
SMA Soal Pembahasan Logika Matematika . Retrieved Juli 13, 2020, from
matematikastudycenter.com:
https://matematikastudycenter.com/kelas-10-sma/93-10-sma-soal-pembahasan-logika-matematika
Admin. (2020, Juli
2). 3 metode penarikan kesimpulan. Retrieved Juli 2, 2020, from
idschool.net: https://idschool.net/sma/3-metode-penarikan-kesimpulan/
Admin. (2020, Juli
7). bentuk ekuivalen pernyataan majemuk. Retrieved Juli 2020, 13, from
idschool.net: https://idschool.net/sma/bentuk-ekuivalen-pernyataan-majemuk/
Admin. (2020, Julii
5). pernyataan berkuantor universal dan eksistensial. Retrieved Juli 13,
2020, from idschool.net:
https://idschool.net/sma/pernyataan-berkuantor-universal-dan-eksistensial/
Murjana, A. (2020,
Maret 24). Tabel Kebenaran Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, Biimplikasi.
Retrieved Juli 13, 2020, from rumusrumus.com:
https://rumusrumus.com/tabel-kebenaran/
Pintar, K. (2019,
Agustus 30). Logika Matematika, dari Negasi hingga Biimplikasi.
Retrieved Juli 13, 2020, from www.kelaspintar.id:
https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/logika-matemarika-dari-negasi-hingga-biimplikasi-1349/