Rabu, 24 Maret 2021

SOAL KONTEKSTUAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN TURUNAN

Paisal Vieri Eka Tama Simbolon (28) XI IPS 2

Shalom
Om Swastiastu 
Namo Buddhaya 
Rahayu 
Salam Kebajikan 
Salam Sejahtera Untuk Seluruh Alam

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ.

Saya akan memperkenalkan diri. Saya Paisal Vieri Eka Tama Simbolon (28) murid kelas XI IPS 2 di Sekolah Menengah Atas Negeri 63 Jakarta. 
 
Daerah Istimewa Yogyakarta
Source : Google.com

SOAL KONTEKSTUAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN TURUNAN

Contoh Soal :
Contoh Soal 1
 
Kawat sepanjang 120 m akan dibuat kerangka seperti pada gambar dibawah ini. Agar luasnya maksimum panjang kerangka (p) tersebut adalah...


A. 16 m
B.  18 m
C.  20 m
D.  22 m
E.  24 m

Pembahasan :
Persamaan kerangka :
3p + 4l = 120
4l = 120 − 3p
l = 30 −
p

Persamaan luas :
L = p × 2l
L = p × 2 (30 − p)
L = 60p −
p2

Luas akan maksimum jika :
L' = 0
60 − 3p = 0
p = 20

Jadi, panjang kerangka agar luas maksimum adalah 20 m.

Jawaban : C

Contoh Soal 2

Suatu perusahaan menghasilkan produk yang dapat diselesaikan dalam x jam dengan biaya per jam ratus ribu rupiah. Agar biaya minimum, produk tersebut dapat diselesaikan dalam waktu...
A.  40 jam
B.  60 jam
C.  100 jam
D.  120 jam
E.  150 jam

Pembahasan :
Biaya per jam : 4x − 800 +
Biaya untuk x jam :
B(x) = (4x − 800 + )x
B(x) = 4x2 − 800x + 120

Biaya akan minimum jika :
B'(x) = 0
8x − 800 = 0
⇒ x = 100

Jadi, waktu yang diperlukan agar biaya minimum adalah 100 jam.

Jawaban : C
 

Contoh Soal 3

Selembar karton berbentuk persegi panjang dengan lebar 5 dm dan panjang 8 dm akan dibuat kotak tanpa tutup. Pada keempat pojok karton dipotong persegi yang sisinya x dm. Ukuran kotak tersebut (panjang, lebar, tinggi) agar volume maksimum berturut-turut adalah...
A.  10 dm, 7 dm, 1 dm
B.  8 dm , 5 dm, 1 dm
C.  7 dm, 4 dm, 2 dm
D.  7 dm, 4 dm, 1 dm
E.  6 dm, 3 dm, 1 dm


Pembahasan :


Ukuran balok :
p = 8 − 2x
l = 5 − 2x
t = x

V = plt
V = (8 − 2x)(5 − 2x) x
V = (40 − 26x + 4x2) x
V = 4x3 − 26x2 + 40x

Volume akan maksimum jika :
V' = 0
12x2 − 52x + 40 = 0
3x2 − 13x + 10 = 0
(3x − 10)(x − 1) = 0
x = atau x = 1

Untuk x = 1, maka
p = 8 − 2x = 8 − 2(1) = 6
l = 5 − 2x = 5 − 2(1) = 3
t = x = 1

Jadi, volume akan maksimum jika panjang, lebar dan tinggi balok berturut-turut 6 dm, 3 dm, 1 dm.

Jawaban : E

Contoh Soal 4

Suatu perusahaan menghasilkan x produk dengan biaya sebesar rupiah. Jika semua hasil produk perusahaan tersebut habis dijual dengan harga Rp5.000,00 untuk satu produknya, maka laba maksimum yang dapat diperoleh perusahan tersebut adalah...
A.  Rp149.000,00
B.  Rp249.000,00
C.  Rp391.000,00
D.  Rp609.000,00
E.  Rp757.000,00

Pembahasan ;
Biaya produksi x produk : 9.000 + 1.000x + 10x2
Biaya penjualan x produk : 5.000x

Laba = Biaya penjualan − Biaya produksi
L(x) = 5.000x − (9.000 + 1.000x + 10x2)
L(x) = 5.000x − 9.000 − 1.000x − 10x2
L(x) = −10x2 + 4.000x − 9.000

Laba akan maksimum, jika :
L'(x) = 0
−20x + 4.000 = 0
⇒ x = 200

Jadi, laba akan maksimum jika perusahaan menghasilkan 200 produk, dengan laba maksimumnya adalah :
L(200) = −10(200)2 + 4.000(200) − 9.000
L(200) = −400.000 + 800.000 − 9.000
L(200) = 391.000

Jawaban : C

Contoh Soal 5

Suatu perusahaan memproduksi x unit barang dengan biaya dalam ribuan rupiah untuk tiap unit. Jika barang tersebut terjual habis dengan harga Rp 50.000,00 tiap unit, maka keuntungan maksimum yang diperoleh perusahaan tersebut adalah...
A.  Rp10.000,00
B.  Rp20.000,00
C.  Rp30.000,00
D.  Rp40.000,00
E.  Rp50.000,00

Pembahasan :
Biaya produksi x unit : (5x2 − 10x + 30)x
Biaya penjualan x unit : 50x
(kedua biaya diatas dalam ribuan rupiah)

Keuntungan = Biaya penjualan − Biaya produksi
U(x) = 50x − (5x2 − 10x + 30)x
U(x) = 50x − 5x3 + 10x2 − 30x
U(x) = −5x3 + 10x2 + 20x

Keuntungan akan maksimum jika :
U'(x) = 0
−15x2 + 20x + 20 = 0 (bagi −5)
3x2 − 4x − 4 = 0
(3x + 2)(x − 2) = 0
x = atau x = 2

Jadi, keuntungan akan maksimum jika perusahaan memproduksi 2 unit barang, dengan keuntungan maksimumnya adalah :
U(2) = −5(2)3 + 10(2)2 + 20(2)

U(2) = −40 + 40 + 40
U(2) = 40  (dalam ribuan rupiah)

Jawaban : D

Contoh Soal 6

Untuk memproduksi unit pakaian dalam satu hari diperlukan biaya produksi ratus ribu rupiah. Harga jual pakaian itu tiap unitnya adalah ratus ribu rupiah. Keuntungan maksimum yang dapat diperoleh setiap harinya adalah


A. Rp1.200.000,00        D. Rp2.000.000,00
B. Rp1.500.000,00        E. Rp2.200.000,00
C. Rp1.800.000,00

Pembahasan

Misalkan keuntungan (

) dianggap sebagai fungsi terhadap variabel (ingat bahwa keuntungan didapat dengan mengurangi harga jual terhadap pengeluaran/biaya produksi), sehingga

Keuntungan akan maksimum apabila

Keuntungan maksimum tercapai saat memproduksi 4 unit pakaian, yaitu

Jadi, keuntungan maksimum yang dapat diperoleh setiap harinya adalah Rp2.200.000,00.
(Jawaban E)

Contoh Soal 7

Dari kawat yang panjangnya meter akan dibuat kerangka balok yang salah satu rusuknya meter. Jika volume baloknya maksimum, maka panjang dua rusuk lainnya adalah meter. 
A. dan                 D. dan
B. dan                 E. dan
C. dan

Pembahasan

Misalkan


Nyatakan (lebar balok) dalam (tinggi balok) dengan menggunakan keliling balok () tersebut. 

Nyatakan volume tabung () sebagai fungsi terhadap variabel

Volume balok akan maksimum saat , sehingga ditulis

Untuk , maka
Jadi, panjang dua rusuk lainnya adalah meter.
(Jawaban E)

 

Contoh Soal 8

Sebuah taman berbentuk persegi panjang dengan keliling meter dan lebar meter. Agar luas taman maksimum, panjang taman tersebut adalah meter. 
A.                       C.                   E.
B.
                      D.

           

Pembahasan

Panjang taman tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan keliling dan lebarnya. 


Nyatakan luas persegi panjang sebagai fungsi terhadap variabel .
 
Luas akan maksimum saat , sehingga

Saat , diperoleh

Jadi, panjang taman tersebut adalah
(Jawaban C)


Contoh Soal 9

Sebuah taman berbentuk persegi dengan keliling m dan lebar . Agar luas taman maksimum, maka panjang taman tersebut adalah...
A.  4 m
B.  8 m
C.  10 m
D.  12 m
E.  13 m

Pembahasan :
K = 2x + 24 = 2(x + 12)
l = 8 − x

K = 2(p + l)
2(x + 12) = 2(p + 8 − x)
x + 12 = p + 8 − x
p = 2x + 4

L = p . l
L = (2x + 4)(8 − x)
L = −2x2 + 12x + 32

Luas akan maksimum jika :
L' = 0
−4x + 12 = 0
⇒ x = 3

p = 2x + 4
p = 2(3) + 4
p = 10

Jadi, panjang taman agar luas maksimum adalah 10 m.

Jawaban : C

Contoh Soal 10

Dua bilangan m dan n memenuhi hubungan 2m − n = 40. Nilai minimum dari adalah...
A.  320
B.  295
C.  280
D.  260
E.  200

Pembahasan :
2m − n = 40
n = 2m − 40

p = m2 + n2
p = m2 + (2m − 40)2
p = m2 + 4m2 − 160m + 1600
p = 5m2 − 160m + 1600

p akan minimum jika :
p' = 0
10m − 160 = 0
⇒ m = 16

n = 2m − 40
n = 2(16) − 40
⇒ n = −8

p = m2 + n2
p = 162 + (−8)2
p = 320

Jawaban : A

Contoh Soal 11

Icha akan meniup balon karet  berbentuk bola. Ia menggunakan pompa untuk memasukkan udara dengan laju pertambahan volume udara 40 cm2/detik. Jika laju pertambahan jari-jari bola 20 cm/detik, jari-jari bola setelah ditiup adalah...
A.   cm
B.   cm
C.   cm
D.   cm
E.   cm

Pembahasan :
Laju pertambahan volume udara :
= 40

Laju pertambahan jari-jari bola :
= 20

Volume bola :
V = πr3
= 4πr2

Dengan aturan rantai :
= ×
40 = 4πr2 × 20
1 = 2πr2

r2 =

r =
r =

Jawaban : B

Contoh Soal 12

Sebidang tanah akan dibatasi oleh pagar dengan menggunakan kawat berduri seperti pada gambar. Batas tanah yang dibatasi pagar adalah yang tidak bertembok. Kawat yang tersedia 800 meter. Berapakah luas maksimum yang dapat dibatasi oleh pagar yang tersedia?
A.  80.000 m2
B.  40.000 m2
C.  20.000 m2
D.  5.000 m2
E.  2.000 m2


Pembahasan :
Misalkan panjang area tanah p dan lebar l
Area tanah yang akan dibatasi pagar adalah (p + 2l)

Perhatikan bentuk pagar, karena kawat yang digunakan 4 baris maka
4(p + 2l) = 800
p + 2l = 200
p = 200 − 2l

L = p × l
L = (200 − 2l) × l
L = 200l − 2l2

Luas akan maksimum jika :
L' = 0
200 − 4l = 0
⇒ l = 50

p = 200 − 2l
p = 200 − 2(50)
⇒ p = 100

L = p × l
L = 100 × 50
L = 5000

Jadi luas maksimum adalah 5000 m2

Jawaban : D

Contoh Soal 13

Seorang petani mempunyai kawat sepanjang 80 meter yang direncanakan untuk memagari kandang berbentuk tiga buah persegi panjang berdempet yang identik seperti diperlihatkan pada gambar berikut (Sisi di sepanjang gudang tidak memerlukan kawat). Luas maksimum kandang adalah ...
A.  360 m2
B.  400 m2
C.  420 m2
D.  450 m2
E.  480 m2


Pembahasan :
Misalkan panjang kandang p dan lebar kandang l.

Persamaan panjang kawat yang digunakan untuk memagari kandang :
p + 4l = 80   →  p = 80 - 4l

Persamaan luas kandang :
L = pl   
L = (80 - 4l)l   
L = 80l - 4l2

Turunan pertama L terhadap l :
L' = 80 - 8l

Luas akan maksimum jika L' = 0
80 - 8l = 0
80 = 8l
l = 10

Jadi, luas akan maksimum jika l = 10, dengan luas maksimumnya adalah
L = 80(10) - 4(10)2
L = 800 - 400
L = 400

Jawaban : B

Contoh Soal 14

Sebuah tabung tanpa tutup yang terbuat dari lempengan tipis dapat memuat air sebanyak 27π cm2. Luas permukaan tabung akan minimum jika jari-jari tabung sama dengan ...
A.  9 cm
B.  8 cm
C.  6 cm
D.  4 cm
E.  3 cm

Pembahasan :
Persamaan volume tabung :
V = πr2 t
27π = πr2 t
27 = r2 t
t = 


Persamaan luas tabung tanpa tutup :
L = πr2 + 2πrt
L = πr2 + 2πr()
L = πr2 + 

Turunan pertama L terhadap r :
L' = 2πr -  

Luas akan minimum jika L' = 0
2πr -  = 0  (kali r2)
2πr3 - 54π = 0
2πr3 = 54π
r3 = 27
⇒  r = 3

Jawaban : E

Contoh Soal 15

Sebuah akuarium tanpa tutup memiliki alas berbentuk persegi panjang dengan perbandingan panjang dan lebarnya 2 : 3. Jika luas permukaan akuarium adalah 1.800 cm2, volume maksimum akuarium tersebut adalah ...
A.  3.600 cm3
B.  5.400 cm3
C.  6.300 cm3
D.  7.200 cm3
E.  8.100 cm3

Pembahasan :
= →   p = l

Persamaan luas akuarium tanpa tutup :
pl + 2pt + 2lt = 1.800
(l)l + 2(l)t + 2lt = 1.800  (kali 3)
2l2 + 4lt + 6lt = 5400
2l2 + 10lt = 5400
10lt = 5400 - 2l2
t = - l

Persamaan volume akuarium :
V = plt
V = l . l . ( - l)
V = 360l - l3

Turunan pertama V terhadap l :
V' = 360 - l2

Volume akan maksimum jika V' = 0
360 - l2 = 0
360 = l2
l2 = 900
l = 30

Jadi, volume maksimum aquarium adalah
V = 360(30) - (30)3
V = 10.800 - 3.600
V = 7.200

Jawaban : D

 

Terima kasih kepada Ibu DR Lizza Novrida, semoga apa yang pelajari hari memberikan manfaat dikemudian hari dan diberkati tuhan yang maha esa.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Shalom
Om Swastiastu
Namo Buddhaya
Rahayu
Salam Kebajikan
Salam Sejahtera Untuk Seluruh Alam

DAFTAR PUSTAKA

Maker, Z. (2016, Oktober 2016). Pembahasan Soal UN Aplikasi Turunan. Retrieved from smatika.blogspot.com: https://smatika.blogspot.com/2016/10/pembahasan-soal-ujian-nasional-aplikasi.html

S.Pd, S. (2019, Maret 5). Soal dan Pembahasan – Aplikasi Turunan (Diferensial). Retrieved from mathcyber1997.com: https://mathcyber1997.com/soal-dan-pembahasan-aplikasi-turunan-diferensial/

PENERAPAN TURUNAN: KEMONOTONAN, INTERVAL FUNGSI NAIK/TURUN, KECEKUNGAN DAN UJI TURUNAN KEDUA

Paisal Vieri Eka Tama Simbolon (28) XI IPS 2

Shalom
Om Swastiastu 
Namo Buddhaya 
Rahayu 
Salam Kebajikan 
Salam Sejahtera Untuk Seluruh Alam

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ.

Saya akan memperkenalkan diri. Saya Paisal Vieri Eka Tama Simbolon (28) murid kelas XI IPS 2 di Sekolah Menengah Atas Negeri 63 Jakarta. 
 


 
Tegalwangi

Source : GNFI

 

PENERAPAN TURUNAN: KEMONOTONAN, INTERVAL FUNGSI NAIK/TURUN, KECEKUNGAN DAN UJI TURUNAN KEDUA

A. KEMONOTONAN

Suatu fungsi dapat mengalami monoton naik atau monoton turun pada interval tertentu. Kemonotonan suatu fungsi pada interval tertentu dapat diketahui berdasarkan turunannya. Suatu fungsi monoton naik jika turunan fungsi pada interval tersebut lebih besar dari 0.


Definisi Monoton
Suatu fungsi dikatakan monoton naik pada interval I jika
untuk semua x1<x2 berlaku f(x1) < f(x1

Suatu fungsi dikatakan monoton turun pada interval I jika
untuk semua x1<x2 berlaku f(x1) > f(x1)

Teorema Kemonotonan
Suatu fungsi dikatakan monoton naik pada interval I jika
f'(x) > 0 untuk semua x pada interval I

Suatu fungsi dikatakan monoton turun pada interval I jika
f'(x) < 0 untuk semua x pada interval I

B. INTERVAL FUNGSI NAIK/TURUN

Fungsi Naik dan Turun

Pertama, kita definisikan suatu fungsi dapat dikatakan sebagai fungsi naik atau fungsi turun. Perhatikan definisi berikut.


Definisi Fungsi Naik dan Turun

Suatu fungsi f dikatakan naik pada suatu selang jika untuk sembarang dua bilangan x1 dan x2 dalam selang tersebut, x1 < x2 mengakibatkan f(x1) < f(x2).

Suatu fungsi f dikatakan turun pada suatu selang jika untuk sembarang dua bilangan x1 dan x2 dalam selang tersebut, x1 < x2 mengakibatkan f(x1) > f(x2).


Fungsi Naik, Konstan, dan TurunSuatu fungsi dikatakan naik jika x bergerak ke kanan, grafik fungsi tersebut bergerak ke atas, dan turun jika grafik fungsi tersebut bergerak ke bawah. Sebagai contoh, fungsi di samping naik pada selang (–∞, a), konstan pada selang (a, b), dan turun pada selang (b, ∞). Seperti yang ditunjukkan Teorema Uji Fungsi Naik dan Turun di bawah ini, turunan positif akan mengakibatkan suatu fungsi akan naik, turunan negatif akan mengakibatkan fungsi tersebut turun, dan turunan nol pada seluruh selang akan mengakibatkan fungsi tersebut konstan pada selang tersebut.


Teorema Uji Fungsi Naik dan Turun

Misalkan f adalah fungsi yang kontinu pada selang tutup [a, b] dan terdiferensialkan pada selang buka (a, b).

  1. Jika f ’(x) > 0 untuk semua x dalam (a, b), maka f naik pada [a, b].
  2. Jika f ’(x) < 0 untuk semua x dalam (a, b), maka f turun pada [a, b].
  3. Jika f ’(x) = 0 untuk semua x dalam (a, b), maka f konstan pada [a, b].

Pembuktian

Kasus 1: Untuk membuktikan kasus pertama, anggap bahwa f ’(x) > 0 untuk semua x dalam selang (a, b) dan misalkan x1 < x2 adalah sembarang dua titik dalam selang tersebut. Berdasarkan Teorema Nilai Rata-Rata, kita tahu bahwa ada suatu bilangan c sedemikian sehingga x1 < c < x2, dan

f'(c)

Karena f ’(c) > 0 dan x2x1 > 0, maka f(x2) – f(x1) > 0, yang mengakibatkan bahwa f(x1) < f(x2). Jadi, f naik pada selang tersebut.

Kasus 2: Untuk kasus ini, kita dapat membuktikannya dengan menggunakan alur yang serupa dengan kasus 1.

Kasus 3: Misalkan f ’(x) = 0 untuk semua x dalam selang (a, b) dan misalkan x1 < x2 adalah sembarang duat titik dalam selang tersebut. Berdasarkan Teorema Nilai Rata-Rata, kita tahu bahwa ada suatu bilangan c sedemikian sehingga x1 < c < x2, dan

f'(c)

Karena f ’(c) = 0 maka f(x1) – f(x2) = 0, yang berakibat f(x1) = f(x2). Jadi, fungsi tersebut tidak naik ataupun tidak turun. Dengan kata lain, fungsi tersebut konstan pada selang tersebut.


C. KECEKUNGAN

Kecekungan

Karakteristik suatu fungsi yang naik atau turun dapat kita gunakan untuk mendeskripsikan grafik fungsi tersebut. Selain itu, apabila kita tahu dimana letak selang yang membuat f ’ naik atau turun maka kita dapat menentukan di mana grafik fungsi f akan cekung ke atas atau cekung ke bawah.

Definisi Kecekungan

Misalkan f terdiferensialkan pada selang buka I. Grafik f akan cekung ke atas pada I jika f ’ naik pada selang tersebut dan akan cekung ke bawah pada I jika f ’ turun pada selang tersebut.

Interpretasi grafis kecekungan dari suatu fungsi berikut akan sangat berguna.

  1. Misalkan f terdiferensialkan pada selang buka I. Jika grafik f cekung ke atas pada I, maka grafik f berada di atas semua garis singgungnya pada selang tersebut. (Lihat gambar (a) di bawah).
  2. Misalkan f terdiferensialkan pada selang buka I. Jika grafik f cekung ke bawah pada I, maka grafik f berada di bawah semua garis singgungnya pada selang tersebut. (Lihat gambar (b) di bawah).

Cekung ke Atas dan Bawah

Untuk menemukan selang buka di mana suatu grafik fungsi f cekung ke atas atau cekung ke bawah, kita harus menemukan selang di mana f ’ naik atau turun. Sebagai contoh, grafik

Contoh Fungsi

akan terbuka ke bawah pada selang buka (–∞, 0) karena

Contoh Turunan Fungsi

turun pada selang tersebut. Demikian pula, grafik f akan cekung ke atas pada selang (0, ∞) karena f ’ naik pada selang tersebut. Perhatikan gambar di bawah.

Ilustrasi Menentukan Selang

Teorema berikutnya menunjukkan bagaimana penggunaan turunan kedua suatu fungsi untuk menentukan selang di mana grafik f tersebut cekung ke atas atau cekung ke bawah. Bukti teorema ini merupakan akibat langsung dari Teorema Uji Fungsi Naik dan Turun, dan definisi kecekungan.


Teorema Uji Kecekungan

Misalkan f adalah suatu fungsi yang turunan keduanya ada pada selang buka I.

  1. Jika f ”(x) > 0 untuk semua x dalam I, maka grafik f cekung ke atas pada I.
  2. Jika f ”(x) < 0 untuk semua x dalam I, maka grafik f cekung ke bawah pada I.

Untuk menerapkan Teorema Uji Kecekungan, tentukan lokasi nilai-nilai x sedemikian sehingga f ”(x) = 0 atau f ” tidak ada. Gunakan nilai-nilai x tersebut untuk menentukan selang uji. Kemudian, ujilah tanda f ”(x) pada masing-masing selang uji.

Contoh 1: Menentukan Kecekungan

Tentukan selang buka sedemikian sehingga grafik

Contoh 1 Soal

cekung ke atas atau cekung ke bawah.

Pembahasan Jelas bahwa fungsi yang diberikan kontinu pada seluruh garis bilangan real. Selanjutnya, kita tentukan turunan kedua fungsi f.

Contoh 1 Turunan

Karena f ”(x) = 0 ketika x = ±1 dan f ” terdefinisi pada keseluruhan garis bilangan real, kita harus menguji f ” dalam selang (–∞, –1), (–1, 1), dan (1, ∞). Hasil pengujian ketiga selang tersebut dirangkum dalam tabel berikut.

Selang –∞ < x < –1 –1 < x < 1 1 < x < ∞
Nilai Uji x = –2 x = 0 x = 0
Tanda f ”(x) f ”( –2) > 0 f ”(0) < 0 f ”(2) > 0
Kesimpulan Cekung ke atas Cekung ke bawah Cekung ke atas

Grafik fungsi f dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Contoh 1

Fungsi yang diberikan dalam Contoh 1 kontinu pada keseluruhan garis bilangan real. Jika ada nilai-nilai x yang menyebabkan fungsi tidak kontinu, nilai-nilai tersebut harus digunakan bersama dengan titik-titik yang menyebabkan f ”(x) = 0 atau f ”(x) tidak ada, untuk membentuk selang-selang uji.

Contoh 2: Menentukan Kecekungan

Tentukan selang buka sedemikian sehingga grafik

Contoh 2 Soal

cekung ke atas atau cekung ke bawah.

Pembahasan Dengan menurunkan fungsi yang diberikan dua kali, dihasilkan

Contoh 2 Turunan

Berdasarkan turunan kedua f tersebut, kita dapat melihat bahwa tidak ada nilai x yang menyebabkan f ”(x) = 0, tetapi pada x = ±2, fungsi f tidak kontinu. Jadi, kita harus menguji kecekungan pada selang-selang (–∞,–2), (–2, 2), dan (2, ∞), seperti yang ditunjukkan tabel berikut.

Selang –∞ < x < –2 –2 < x < 2 2 < x < ∞
Nilai Uji x = –3 x = 0 x = 3
Tanda f ”(x) f ”( –3) > 0 f ”(0) < 0 f ”(3) > 0
Kesimpulan Cekung ke atas Cekung ke bawah Cekung ke atas

Grafik fungsi f ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Contoh 2

Titik Belok

Grafik fungsi pada Contoh 1 memiliki dua titik di mana kecekungan grafik tersebut berubah. Jika grafik suatu fungsi memiliki garis singgung pada titik yang seperti itu, maka titik tersebut dinamakan titik belok. Tiga jenis titik belok dapat ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Jenis Titik Belok

Definisi Titik Belok

Misalkan f adalah fungsi yang kontinu pada selang buka, dan c adalah titik pada selang tersebut. Jika grafik f memiliki garis singgung pada titik (c, f(c)), maka titik ini merupakan titik belok grafik f ketika kecekungan f berubah dari cekung ke atas menjadi cekung ke bawah (atau sebaliknya) pada titik tersebut.

Untuk menentukan letak titik belok, kita tentukan nilai x yang membuat f ”(x) = 0 atau f ”(x) tidak ada. Hal ini serupa dengan prosedur dalam menentukan letak titik ekstrim lokal f.

Teorema Titik Belok

Jika (c, f(c)) merupakan titik belok grafik f, maka f ”(c) = 0 atau f ” tidak ada pada x = c.

Contoh 3: Menemukan Titik Belok

Tentukan titik-titik belok grafik,

Contoh 3 Soal

dan tentukan kecekungan grafik fungsi tersebut.

Pembahasan Untuk menentukan titik-titik belok grafik fungsi yang diberikan, pertama kita tentukan turunan kedua fungsi tersebut.

Contoh 3 Turunan

Dengan membuat f ”(x) = 0, kita dapat menentukan bahwa kemungkinan titik-titik beloknya terjadi pada x = 0 dan x = 2. Dengan menguji selang yang ditentukan oleh nilai-nilai x tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa kedua titik tersebut merupakan titik-titik belok grafik f. Perhatikan tabel berikut.

Selang –∞ < x < 0 0 < x < 2 2 < x < ∞
Nilai Uji x = –1 x = 1 x = 3
Tanda f ”(x) f ”( –1) > 0 f ”(1) < 0 f ”(3) > 0
Kesimpulan Cekung ke atas Cekung ke bawah Cekung ke atas

Jadi, grafik fungsi f memiliki titik belok pada (0, 0) dan (2, –16). Grafik fungsi f dapat ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Contoh 3

Konvers Teorema Titik Belok tidak sepenuhnya benar, karena terdapat kemungkinan bahwa turunan kedua suatu fungsi pada titik tertentu sama dengan nol tetapi titik tersebut bukanlah titik belok. Misalnya, grafik f(x) = x4 seperti yang ditunjukkan gambar di bawah. Turunan kedua fungsi tersebut sama dengan nol ketika x = 0, tetapi titik (0, 0) bukanlah titik belok karena grafik f cekung ke atas pada selang (–∞, 0) dan (0, ∞).

Bukan Titik Belok


D. UJI TURUNAN KEDUA

Uji Turunan Kedua

Sebagai tambahan untuk menguji kecekungan, turunan kedua dapat digunakan untuk untuk melakukan pengujian terhadap maksimum dan minimum lokal. Pengujian ini berdasarkan fakta bahwa jika suatu grafik fungsi f cekung ke atas pada selang buka yang memuat c, dan f ’(c) = 0, maka f(c) haruslah minimum lokal f. Demikian juga, jika grafik suatu fungsi f cekung ke bawah pada selang buka yang memuat c, dan f ’(c) = 0, maka f(c) haruslah maksimum lokal f. Perhatikan gambar di bawah ini.

Uji Turunan Kedua


Teorema Uji Turunan Kedua

Misalkan f fungsi kontinu sedemikian sehingga f ’(c) = 0 dan turunan keduanya ada pada selang buka yang memuat c.

  1. Jika f ”(c) > 0, maka f memiliki minimum lokal pada (c, f(c)).
  2. Jika f ”(c) < 0, maka f memiliki maksimum lokal pada (c, f(c)).

Jika f ”(c) = 0, maka pengujiannya gagal, atau dengan kata lain, f mungkin memiliki maksimum lokal, minimum lokal, atau tidak memiliki keduannya. Pada kasus ini, kita harus menggunakan Uji Turunan Pertama.


Pembuktian Jika f ’(c) = 0 dan f ”(c) > 0, maka ada selang buka I yang memuat c sedemikian sehingga

Bukti Uji Turunan Kedua

untuk semua xc dalam I. Jika x < c, maka f ’(x) < 0. Demikian juga, jika x > c, maka xc > 0 dan f ’(x) > 0. Jadi, f ’(x) berubah dari negatif menjadi positif pada c, dan berdasarkan Uji Turunan Pertama, f(c) merupakan minimum lokal f. Pembuktian kasus kedua serupa dengan pembuktian kasus pertama tersebut.

Contoh 4: Menggunakan Uji Turunan Kedua

Tentukan ekstrim lokal

Contoh 4 Soal

Pembahasan Pertama kita tentukan turunan pertama fungsi tersebut.

Contoh 4 Turunan Pertama

Berdasarkan turunan ini, kita dapat melihat bahwa hanya x = –1, 0, dan 1 yang menjadi nilai kritis f. Dengan menemukan turunan keduanya

Contoh 4 Turunan Kedua

kita dapat menerapkan Uji Turunan Kedua seperti yang ditunjukkan oleh tabel berikut.

Titik (–1, –2) (0, 0) (1, 2)
Tanda f ”(x) f ”( –1) > 0 f ”(0) = 0 f ”(1) < 0
Kesimpulan Minimum lokal Uji gagal Maksimum lokal

Karena Uji Turunan Kedua gagal pada (0, 0), kita dapat menggunakan Uji Turunan Pertama dan melihat bahwa f naik dari kiri ke kanan x = 0. Sehingga, (0, 0) bukanlah minimum lokal ataupun maksimum lokal. Grafik f tersebut ditunjukkan oleh gambar berikut.

Contoh 4

Terima kasih kepada Ibu DR Lizza Novrida, semoga apa yang pelajari hari memberikan manfaat dikemudian hari dan diberkati tuhan yang maha esa.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Shalom
Om Swastiastu
Namo Buddhaya
Rahayu
Salam Kebajikan
Salam Sejahtera Untuk Seluruh Alam

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2019, April 29). Kemonotonan Fungsi . Retrieved from www.rahmateduc.com: https://www.rahmateduc.com/2019/04/kemonotonan-fungsi_24.html?m=1

Iqbalzazuli. (2016, April 25). Penerapan Turunan: Kecekungan dan Uji Turunan Kedua. Retrieved from iqbalzazuli.wordpress.com: https://iqbalzazuli.wordpress.com/2016/04/25/penerapan-turunan-kecekungan-dan-uji-turunan-kedua/

Kristanto, Y. D. (2015, Maret 24). Penerapan Turunan: Fungsi Naik dan Turun serta Uji Turunan Pertama. Retrieved from yos3prens.wordpress.com: https://yos3prens.wordpress.com/2015/03/24/penerapan-turunan-fungsi-naik-dan-turun-serta-uji-turunan-pertama/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jakarta dan Hidup Layak

Paisal Vieri Eka Tama Simbolon Kesejahteraan Sosial 2B 11220541000056 Tugas PKN, 28 Juni 2023 Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Pur...